Ujian Nasional SD dihapus?
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh meminta agar rencana penghapusan ujian
nasional (UN) sekolah dasar (SD) ini dikaji lebih dalam dan dicarikan pengganti
yang tepat. Tanpa ada penggantinya, maka UN tidak bisa begitu saja dihilangkan.
"Tiap
jenjang pendidikan itu harus ada evaluasinya. Tidak bisa begitu saja
dihilangkan lalu tidak ada gantinya," kata Nuh di Kemdikbud, Jakarta,
Selasa (7/5/2013).
Mengenai usulan agar UN digantikan dengan ujian sekolah saja, ia menjelaskan bahwa hal tersebut sulit dilakukan. Pasalnya, kredibilitas ujiannya dikhawatirkan tidak akan diakui oleh sekolah menengah pertama (SMP), sehingga harus menggunakan ujian masuk dari SMP tersebut.
Mengenai usulan agar UN digantikan dengan ujian sekolah saja, ia menjelaskan bahwa hal tersebut sulit dilakukan. Pasalnya, kredibilitas ujiannya dikhawatirkan tidak akan diakui oleh sekolah menengah pertama (SMP), sehingga harus menggunakan ujian masuk dari SMP tersebut.
"Nanti
akan ada pekerjaan lagi, karena SMP pasti akan ada ujian saringan lagi. Karena
sekolah tidak yakin dengan hasil ujian sekolah," ungkap Nuh.
"Misalkan saja dengan ujian sekolah, bisa saja nanti nilainya delapan dan sembilan semua," ujar Nuh.
"Misalkan saja dengan ujian sekolah, bisa saja nanti nilainya delapan dan sembilan semua," ujar Nuh.
Untuk itu,
sebelum gagasan penghapusan UN ini dilakukan, maka sebaiknya disediakan
pengganti yang sesuai dan tetap dapat mengukur pemetaan pendidikan dan dapat
teruji kredibilitasnya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.
"Jadi
kalau UN SD dihapuskan, apa penggantinya? Jangan dihapuskan lalu belum ada
penggantinya. Harus bisa untuk memetakan dan penilaian," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar